Waktu VS Mantan Pacar



Waktu beda sama mantan pacar yang bisa kita nego untuk diajak balikan.

Entrepreneur? Kata apa lagi ini? Walau sering kali seliweran hampir disetiap obrolan, dalam status facebook dan twitter, tapi pada ngerti “bener” nggak artinya? Atau hanya sekedar ngerti tapi belum bener-bener ngerti? Whatever-lah, nggak usah googling atau sibuk nyari di kamus apaan itu artinya enterprenuer? Enterprenuer itu hanya bahasa, maknanya sederhana –Wirausahawan-. Nah, yang sebaiknya kita pahami itu kata dari ‘Wirausaha’. Apaan sih wirausaha? Apakah buka toko kelontong di pinggir jalan lalu disebut wirausahan? Apakah jadi pedagang asongan itu bisa disebuh wirausahan? Ataukan harus punya toko gede dan cabangnya di mana-mana baru bisa disebut wirausahaan? Apakah orang yang kerjanya ‘jualan’ terus mendapatkan penghasilan yang tidak pasti kemudian bisa disebut wirausahawan? Apakah semua orang diluar PNS dan pegawai swasta kemudian bisa disebut sebagai enterprenuer?

Menurut seorang ahli yang bernama; Blawatt R. Ken. Dalam tulisannya “Entrepreneruship, United States of America” ; Prentice-Hall Canada. Tahun 1998. Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:
1.        Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi.
2.        Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3.       Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4.       Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.

So? Kesimpulannya siapa sajakah yang tergolong atau bisa dimasukkan ke dalam kelompok WIRAUSAHAWAN atau ENTREPRENUER ini? Silahkan menyimpulkan sendiri, apakah tukang ojek dan tukang babaj bisa masuk kategori atau setidaknya jika berkenalan dengan orang lain bisa menjawab dirinya adalah entrepreneur?

Menurut padangan saya pribadi, atau bahkan bisa jadi sudah diklaim sebagai pandangan beberapa ahli, yang jelas sepemahaman saya, golongan Entrepreneur adalah orang perorang atau pribadi yang tidak bekerja pada orang lain, tidak digaji oleh orang lain atau perusahaan secara tetap, tidak menggantungkan hidupkan pada perorangan atau perusahaan, tetapi dia berhubungan dengan pihak lain, baik itu perorangan atau berhubungan dengan intasnsi secara tidak terikat namun orang tersebut mampu menghasilkan uang dari apa yang dikerjakannya itu.

Entrepreneur adalah orang-orang yang berusaha dengan bermodalkan otak atau kecerdasan mereka untuk menghasilkan uang. Itu intinya. So? Bagaimana dengan genarasi muda yang sebutlah ‘iseng-iseng’ membuat toko online? Memanfaatkan gadget-nya untuk mendapatkan uang jajan tambahan? Menurut saya itu generasi muda yang keren. Karena belum banyak yang melakukan itu, maka saya menyebutnya sebagai generasi keren, ketimbang meng-galau di facebook dan twitter, mereka ini lebih oke ketika mencoba menggunakan media sosial untuk mempromosikan produknya, dengan catatan menggunakan etika bebas tapi sopan. Tidak setiap saat promosi, tetapi pada saat-saat tertentu saja, pada jam primetime, selebihnya bisa digunakan sebagai mestinya. 

Okelah ya, apapun usaha anda, apapun motivasinya, yang jelas sebuah produk pasti membutuhkan pembeli, dan bagaimana pembeli bisa tertarik dengan produk yang kita jual? Ini sebenarnya inti dari tulisan ini? Pada taukan? Puluhan bahkan ratusan iklan nongol di televisi setiap harinya? Nah itu tujuannya satu,mencari pembeli. So? Apapun usaha anda, iklan paling penting, setuju? Dengan hadirnya SocMed seperti twitter, facebook, path, istagram, dan semua-semua itu gratis, salah nggak sih kalau kita manfaatin itu media sebagai tempat beriklan? Jelas enggak dong. Twitter punya gue, facebook punya gue? Path punya gue? Istagram juga punya gue? Mau gue isi apa aja boleh dong? Mau galau? Mau promosi? Mau becanda? Mau motivasi? Toh siapapun yang ada dalam lingkaran SocMed tersebut bisa dengan mudah klik unfolow jika tidak suka dengan status kita? Segampang itu. Walaupun belum ada data ilmiah secara pasti tentang keampuhan media social sebagai media promosi alternative, tetapi ada rasio perbandingan yang patut kita selidiki lebih jauh, yaitu rasio 10% (baca Rasio Sepuluh Persen) rasio ini belum mendapatkan pengakuan para ahli tetapi rasio 100 dibanding 10 ini merupakan opini public yang muncul dengan sendirinya. Contoh, 1 akun mempunyai 100 folower. Jika pemilik akun itu melakukan ‘kampanye’ produk yang tepat, 10% dari 100 atau 10 orang akan tertarik dan 10% akan membeli produk itu. Percaya? Silahkan diuji coba.

Akan tetapi, alangkah baiknya jika semua berimbang, setiap orang yang aktif di dunia SocMed itu sebenarnya pengen diakui kalau dirinya ada, ini loh gue Si Fulan, ini loh gue ada di dunia ini Si Anu, Si Ani, Si Ana dan sebagainya itu, jadi sesekali berhubungan dengan temen dan sahabat dalam lingkaran SocMed itu baik. Saling bicara, saling menyapa menanyakan kabar mempererat silahturahmi sambil sesekali melemparkan “promosi” mungkin ini lebih baik ketimbang semua status isinya galau nggak jelas, dan malah memperburuk citra kita Si Pemilik akun. Iyak? Iyak kali….

Yang jelas, jaman sekarang Otak sama Otot, (baca DENGKUL) harus seimbang. Kita harus pinter-pinter memanfaatkan media yang ada.  Beberapa orang pasti tidak setuju dengan pandangan saya di atas, tetapi beberapa orang juga pasti akan setuju, dan akan ada pula yang memilih abu-abu, setengah setuju stengah enggak. Tapi boleh dong kasih komentar? Kalau setuju karena apa? Kalau engak karena apa?
Tapi bener loh, Modal DENGKUL, modal otot doang akan kalah sama yang modal Otak. Karena modal dengkul itu pepatan lama, pepatah sebelum muncul internet, sebelum muncul facebook dan tentu saja pepatah lama yang tidak relevan lagi di jaman sekarang. 

Satu lagi, apa ya sebutan bagi karyawan atau pegawai yang jualan atau usaha setelah jam kerjanya usai? Apakah mereka bisa disebuh Entreprenuer partime? Atau disebut Pegawai partime? Hayo lo… tetapi kalau boleh menyimpulkan, orang-orang pinter, orang-orang pandai, orang-orang cerdas dan orang-orang sukses, mereka itu tidak pernah membuang waktunya, minimal digunakan untuk membaca (baca; belajar) tidak mendiamkan dan tidak iklas waktu terbuang percuma, karena waktu beda sama mantan pacar yang bisa kita nego untuk diajak balikan.
  




 



Salam Budaya: @endikkoeswoyo Mari Mencintai Indonesia Apa Adanya MANFAATKAN BLOG ANDA DENGAN MENGIKUTI KUMPUL BLOGER
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

Posting Komentar untuk "Waktu VS Mantan Pacar"


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress