Wisuda Universitas Bung Karno 2017




























































Ini bukan soal gelar sajananya, tapi ini soal perjuangannya.
Saya pernah gagal di AKINDO Jogja saat kuliah tahun 2003, bahkan saya nggak bisa kuliah dan nggak bisa ikut ujian semester pertama di Akindo Jogja karena saat itu belum ada biaya, tidak "mampu" bayar kuliah tidak membuat saya berhenti menuntut ilmu... Bahkan saya masih berkeliaran di Kampung Akindo kurang lebih 4 tahun, walau nggak bayar kuliah, saya masih "dianggap" sebagai salah satu mahasiswa Akindo. Saya sesekali masuk kelas, saya sering belajar pada kakak angkatan, ataupun adik kelas baik di luar maupun di dalam kampus...
Saya hanya orang ndeso, miksin dan kuper, saya orang ndeso yang ingin punya pendidikan. Tapi apa daya tahun 2003 saya belum bisa lulus di Akindo, tapi sekali lagi saya tetap belajar di lingkungan Akindo Kampus Komunikasi Kreatif... Saya belajar apa itu Komunikasi, apa itu Broadcasting Radio dan Televisi... walau tidak lulus di Akindo, saya tetap mengatakan Akindo adalah kampus saya, sampai kapanpun... karena di Akindo-lah saya belajar dunia Film, Iklan, Radio dan Televisi... Ilmu yang begitu banyak saya dapatkan di Akindo, walau nggak sanggup bayar kuliahnya... tapi niat saya belajar dan terus belajar... jangankan bayar kuliah, makan dan ngekost saja saya numpang di teman san sahabat-sahabat saya... terimakasih sahabat-sahabat saya yang selalu membantu jaman semono, JO Ndaru Novan Toro Duval M. Irvan El Teguh Tatto Tangiawan Gatot Setiawan Koko Sadmoko Anggi Siahaan WahyuCross Classic Han's Room Rifal Riyanto Tera Forastera Dee Buffy Widi Kristianto Fajar Primasakti Diwangkara Dody Iponk Hakim Wal Oedjö dan semua sahabat yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, termasuk Almarhum Teguh T-koes Wicaksono yang mengajari saya menulis... tanpa kalian aku ibarat nasi kucing ilang karete... Ambyar... terimakasih untuk tempat tinggal, makan, rokok dan kebersamaanya bertahun-tahun... juga sahabat saya di LookOut Picture Riyanto Tan Ageraha Eko Budi Antara Khusnul Khitam Fajar Martha Suryo Nugroho Tyas Kusuma Mas Guntur dan semuanya... yang sudah banyak membantu saya...
Terimakasih juga untuk penerbit Diva-Press Full dan Pak Edi Mulyono (beliau ini sering membantu saya ketika saya di Jogja, dari menerbitkan naskah saya, sampai ngasih uang jajan, uang makan, uang beli laptop sampai ngasih kendaraan, plus temen curhat saat galau akut...) matur nuhun sanget Pak sanget-sanget maur nuhun.... alhamdulillah udah nggak galau dan udah jadi Sarjana hehhee...
Terimakasih juga sebesar-besarnya untuk si Kembar DinaDita Twin yang begitu banyak membantu dari proses pendaftaran sampai menemani saat wisuda kemarin..
Hingga akhirnya 2012 saya pindah ke Jakarta, atas bantuan Mas Fajar Nugros sejak itu Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan yang lebih dari cukup sebagai penulis Skenario... dan eng ing eng... 2013 saya memutuskan kuliah lagi, saya masih ingin menjadi Sarjana, impian keluarga saya, impian kakak saya Buditato Bagus Darianto juga impian Almarhum Mak Tua nenek saya, impian ibu dan bapak saya, impian kakak-kakak saya adalah saya menjadi Sarjana.... saya adalah harapan keluarga... ehem... begitulah kira-kira... 4 tahun berjuangan kulauh sambil kerja itu nggak mudah, tapi tetep menyenangkan... hingga akhirnya, Alhamdulillah saya lulus dari Universitas Bung Karno dengan gelar Endik Kuswoyo S.I.P ... gelar sarjana ini bukan untuk saya, tapi saya persembahkan untuk semua orang, untuk sahabat-sahaba saya yang membantu saja dari jaman semono sampai jaman now... Saya selalu yakin, persahabatan adalah kekuatan super yang mampu membuat kita bangkit saat kita terjatuh, persahabatan adalah kekutan super yang mampu membuat kita memiliki kembai semagat ketika di gempur habis... hancur digempur bangkit lagi... hancur digempur bangkit lagi...
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

1 komentar untuk "Wisuda Universitas Bung Karno 2017"

  1. I am really proud of you as friend, as husband. Hebat dan hebat. Dina Dita adalah perantara dari allah untuk mewujudkan mimpi keluarga Mas Endik. Tidakkah berhasil menjadi seperti sekarang kalau Mas Endiknya tidak berjuang keras.

    Semoga ilmune bermanfaat yo Suamiku sayang. Amin

    BalasHapus

Terimakasih Sudah Bersedia Membaca, tuliskan komentar anda dan saya akan berkunjung ke blog anda...


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress