Dunia Dalam Cinta #1 :: REMAJA DAN PERMASALAHANNYA



REMAJA DAN PERMASALAHANNYA


Eni adalah seorang siswi kelas I SMU, dia baru 3 bulan memakai seragam abu-abu putih. Bangga, senang dan tentunya bahagia karena dia sudah bisa mengatakan pada teman-temannya kalau dia sudah dewasa. Eni yang notabene adalah gadis pandai dan lugu itu ternyata belum diakui sebagai gadis dewasa oleh teman-temannya. Kenapa demikian? Karena Eni itu masih ‘cemen’ ‘penakut’ ‘anak mami’ dan sederet kata-kata gaul lainnya yang disandangkan oleh teman-temannya pada Eni. Masalah sebenarnya hanya satu, karena Eni belum punya pacar. Wakakakaakak....
“Ah...cemen loe! Hari gini nggak punya pacar?” kata salah satu temannya pada suatu hari.
“Penting ya punya pacar?” tanya Eni yang memang masih lugu itu.
“Ya dunk! Masak ketinggalan jaman! Mau nonton sama siapa? Mau makan sama siapa? Sama Bokap terus? Sama Nyokap terus? Idih pleace dech?” lanjut temannya yang lain.
Berhari-hari Eni berpikir keras memikirkan ucapan teman-temannya itu sampai dia lupa makan, lupa belajar dan lupa segala-galanya. Pokoknya bingung banget dech...Pingin juga rasanya punya, punya kekasih yang menyayanginya. Tapi bagaimana dengan orang tuanya? Apakah mereka mengijinkan? Bagaimana dengan pelajarannya? Bagaimana dengan nilai sekulahnya? Dan seabrek pertanyaan lain mulai muncul dihatinya. Gelisah geetuuu...
Akhirnya Eni punya pacar juga, seorang pemuda nan tampan, kakak kelasnya. Pertama hubungan mereka baik-baik saja, sebatas makan bareng, nonton bereng, makan bareng lagi, nonton bareng, pulang bareng lagi, nonton bareng lagi. Ah...dasar si Eni, dengan semua rutinitas itu dia bosen. Nggak ada asyik-asyiknya sama sekali. Monoton dan itu-itu saja. Eni memutuskan untuk tidak berpacaran. Selain apa yang mereka lakukan monoton pelajaran Eni terganggu karena pacarnya suka sms malem-malem. ‘udah makan sayang?’ ‘Say udah bobok belum’? ‘Mimpiin aku ya?’ dari yang pendek-pendek hingga yang sangat panjang; ‘say bunga mimpi dan bunga hayalku, entah kenapa aku nggak bisa bobok malam ini, mikirin rambutmu, mikirin nyamuk di kamarku yang semakin jahat ma aku, hick...hick...” 
Eni, tidak mempedulikan olokan teman-temannya. Dia mengambil keputusan yang sangat revolusioner, PUTUS! Dan dia secara sepihak –tanpa mempedulikan cap KEJAM pada dirinya- segera mengambil langkah cepat. Tidak membina hubungan degan si kekaksih. Pokoknya tidak mau pacaran. Akhirnya nilai Eni kembali baik, dia dapet beasiswa untuk kuliah 3 tahun kemudian. Idih, dia beruntung apa emang dia pinter pada dasarnya? Silahkan bertanya pada diri kita sendiri.
Bukannya ingin menggurui, apalagi mendikte. Tapi marilah berbagi sedikit penagalaman karena pepatah lama mengatakan pengalaman adalah guru terbaik, guru terbaik adalah guru yang berpengalaman, pengalaman oran lain adalah guru paling baik. Ini yang menarik, remaja dan permasalahannya. Ketika kita membicarakan tentang cinta dan kejujuran, pada titik remajalah semuanya diuji. Keegoisan dan ingin menang sendiri akan muncul pada titik ini.
Sebelum ini dilanjutkan lebih jauh, mari kita bertanya tentang beberapa masalah yang sering dialami remaja di bawah 25 tahun. Jika di dekat anda ada bolpoin atau pensil, ambillah dan isilah pertanyaan di bawah ini dengan kejujuran hati anda.
Pertama, mari kita tanya 100 remaja putra di bawah usia 25 tahun;
1.Pernah anda jatuh cinta?
a.       pernah       
b.      tidak
c.       belum
JAWABAN; 100 orang memilih jawaban a.
2.Bila pernah, berapa kali anda berpacaran?
            a. 1 kali
            b. 2 kali
            c. lebih dari 2 kali
JAWABAN;   16 orang memilih jawaban a.
23 orang  memilih jawaban b.
                        61 orang memilih jawaban c.

3.Apakah anda serius dengan hubungan itu?
            a. serius
            b. tidak terlalu serius
            c. bingung
JAWABAN; 57 orang memilih jawaban a
                      32 orang memilih jawaban b
                      11 orang memilih jawaban c

4.Apakah anda ingin menikah dengan pacar anda?
                  a. ingin
                  b. tidak
                  c. ragu-ragu
JAWABAN; 9 orang memilih jawaban a
                     44 orang memilih b
                     47 memilih jawaban c
            Apapun pertanyaannya, jawabanya adalah x X y = Yuuuk...
            Masalah remaja adalah sebuah masalah yang komplek dan beraneka ragam. Disini akan kita tilik sedikit masalah yang paling sering muncul kepermukaan. Apa yang dialami kebanyakan remaja saat ini?  
            Pada suatu hari, kami mendapat e-mail dari seorang yang mengaku namanya CM. E-mainya begini:
            Maaf mas, saya seorang siswa SMU berusia 17 tahun. Kata orang ini masa puber ya? Saya punya sebuah masalah, masalahnya begini :
#1. Saya ingin melakukan hubungan seksual, tapi masalahnya dengan apa dan dengan siapa? Saya tidak punya pacar!?
#2. Saya juga ingin onani, tapi takut dan bingung caranya gimana?
#3. Dosanya besar mana onani sama melakukannya dengan orang?
#4. Kenapa menurut agama keduanya dilarang? Bukankah itu kebutuhan?
Harap dijawab....cpt gpl!!!!
Duh saya juga bingung dia itu siapa dan kenapa bertanya pada saya? Bagaiamanapun juga saya akan dan tetap masih bingung. Apalagi harus dijawab cepat dan nggak pakai lama...
Setelah mencari, memikirkan dan mengorek seputar masalah itu akhirnya saya menjawabnya juga...
Maaf juga Mas CM....
Saya masih bingung, anda itu siapa. Tapi apalah arti sebuah nama...he...he...Tapi saya mencoba menjawabnya karena masalah itu juga sering menimpa kebanyakan remaja dan bahkan hampir semua remaja seperti kita.
#1. Saya ingin melakukan hubungan seksual, tapi masalahnya dengan apa dan dengan siapa? Saya tidak punya pacar!? Jawab: bila memang ingin, menikahlah saja. Heheheh...masih SMU ya? Klo ga ya di tahan, karena semua orang kayaknya juga punya keinginan yang sama.
 #2. Saya juga ingin onani, tapi takut dan bingung caranya gimana? Jawab: Mungkin kita sama! Dan banyak yang merasakan hal itu. Caraya? Aduh...kayaknya nggak etis dech ngomongin cara onani. Maaf ya Mas...! Tanya sama Tante Rosa ajah dech!
#3. Dosanya besar mana onani sama melakukannya dengan orang? Jawab: Sama-sama dosa! Begitu kata orang yang mengerti dan memahami agama. Kata mereka juga; dosa itu bukan kita yang menentukan besar kecilnya, tapi Tuhan. Tapi secara logika, onani dosanya lebih kecil karena kita tidak merugikan orang lain. Tapi sebaiknya jangan dilakukan.
#4. Kenapa menurut agama keduanya dilarang? Bukankah itu kebutuhan?
Harap dijawab....cpt gpl!!!! Jawab: Menurut mereka yang telah banyak makan asam garam, makan gula, makan nasi dan juga makan makanan yang pahit-pahit; melakukan hubungan sek’s diluar nikah itu merugikan orang lain. Jadi kita sebagai remaja harus menghindari itu. Kalau menurut dokter, seks sebelum nikah tidak sehat dan bisa menyebabkan penyakit seks menular atau yang disebut PSM, salah satunya HIV/AIDS yang belum ada obatnya hingga saat ini. Tapi  susah ya? He...he...namanya juga manusia yang hidup penuh dengan cobaan. Cobaan salah satunya adalah menahan hawa nafsu....
Semoga sedikit sharing ringan ini bisa membuat kita puas seperti kepuasan saya telah mengirim balasan atas sebuah pertanyaan yang membingungkan itu. Wassalam....

Apapaun pertanyaannya semoga bisa kita jadikan sebuah contoh. Masalah... masalah....masalah lagi. Bila anda ingin mengatasi msalah anda, silahkan bertanya pada pegawai pegadaian...mengatasi masalah tanpa masalah. Ha...ha....
Pada tema ini, kita para remaja biasanya dianggap sebagai orang yang harus dituntun untuk mengikuti aturan yang ada. Dilarang melakukan hubungan sek’s sebelum nikah! Dilarang keluar malam! Dan larangan lain yang membuat kita terkekang, tapi apa alasannya? Itu juga masalah bagi kita semua. Itu juga sebuah pertanyan bagi sebagian dari kkita generasi muda.
            Kata-kata sangat bijak mengatakan seperti ini;
Anak belajar dari kehidupan. Kehidupan yang semacam apa? Kehidupan yang kacau balau inikah yang kita jadikan lahan pembelajaran? Apakah kita yang remaja ini dituntuntut untuk belajar pada kehidupan yang tidak jelas? Bukan televisi dan media massa lainya menjual berita yang kurang bagus? Apakah pada ke-kurangbagusan itu kita belajar? Ah...entahlah...terkadang kita juga bingung...Apapun tindakan kita tolong berilah kita seperti apa yang kita minta;
            Ketika kami dicemooh maka kami akan merasa rendah diri.
            Ketika kami mendapatkan penghinaan maka kami akan terus menyesali diri.
            Bila kami mendapat pujian maka kami akan berusaha untuk menghargai.
            Bila kami mendapat perlakuan baik maka kami akan belajar tentang keadilan.
            Bila kami diberikan rasa aman maka kami akan mempunyai kepercayaan.
            Bila kami mendapat kasih sayang maka kami akan belajar tentang cinta.
            Bila kami mendapat persahabatan maka kami akan belajar menemukan hidup.
            Bila kami diperintah maka kami akan enggan melakukannya
            Bila kami diberi contoh maka kami akan menirukannya   
            Gini loch Sayang...yang jadi masalah kita para remaja itu sebenarnya apa? Kok malah makin ribet aja yang diomongin? Ayo dunk?!
            Oh ya...
            Kita itu sebagai remaja tentunya sedang mencari jadi diri kita sendiri. Kita itu siapa dan akan menjadi apa!?
            Dari situlah remaja seakan selalu menjadi tumpuan masalah. Ketika kita mempunyai kesalahan maka akan ada dua kemungkinan yang akan kita terima.
Pertama, kesalahan itu tidak akan diterima oleh orang sekitar kita; teman, saudara, keluarga, orang tua dan lains sebaginya dengan berbagai macam cara. Ada yang mengolok, marah, mengkritik hingga perlakuan kasar. 
Kedua kesalahan itu akan diterima dengan sebuah kata “Ya namanya juga remaja, emosinya masih labil.”
Ketika kita masih dalam proses pencarian jati diri, maka yang muncul tentunya adalah perasaan ingin mencoba. Salah dan benar iru wajar karena kita memang harus berguru pada kesalahan. Tentang egois dan emosi itu juga wajar, semua orang mempunyai perasaan itu. Hanya saja saat remaja lebih terlihat jelas.
Lingkungan juga sangat berpengaruh sehingga kita yang remaja ini sering kali terlibat kedalam sebuah masalah yang merugikan orang lain. Sifat ingin ikut-ikutan gengsi hingga keingin tahuan agar nggak dibilang kuper.
Apa yang kita harapkan dari orang tua, orang yang lebih dewasa dan lingkungan sekitar kita? Sebenarnya hanya satu; sebuah contoh yang baik. Tapi kalau dilihat secara global, orang yang lebih dewasa sangat jarang yang mampu memberi contoh. Mereka hanya menganjurkan dengan kata-kata saja. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Jadi, kita sebagai remaja harus mampu mempertahankan diri dari pengaruh lingkungan yang semakin lama semakin buruk. Kita juga harus mampu menemukan sebuah solusi yang baik ketika kita tertimpa masalah, yakinlah kalau setiap persoalan itu ada penyelesaiannya. Mari kita sama-sama berguru pada pengalaman.
      Tapi bukankah remaja itu harus mencoba? Harus tau lebih banyak? Harus
berteman dengan banyak orang? Ya...ya...kita sebagai remaja memang harus banyak tau, hanya jangan lupa kita juga punya kewajiban selain kita menuntut hak. Wajib mematuhi aturan yang ada, baik yang tertulis maupun yang tidak! Itu yang pasti. Kebayang nggak kalau kita yang remaja ini tidak mematuhi aturan? Kehidupan pasti akan kacau balau. Mentang-mentang masih remaja membuang sampah sembarang. Mentang-mentang masih remaja nggak mau mematuhi hukum! Apa jadinya coba? Tapi kalau kita patuh terus-menerus kita jadi tertekan dan stress, tul ndak? Solusinya? Ya...kita harus menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. 
            Bukan bermaksud untuk menggolong-golongkan atau menilai seseorang apalagi mengelompokkan, namun inilah kenyataannya bahwa remaja itu bermacam-macam jenisnya sehingga kita akan tau kedalam type yang seperti apa kita ini, atau jenis remaja seperti apa sahabat-sahabat kita kalau dinilai dari pesoalan yang paling sederhana yaitu masalah buang air kecil. Heheh....ehehe...intinya, dengan mengetahui type, kita akan bisa berbuat lebih banyak demi kebaikan kita sendiri kok.
           
1. Remaja biasa: Masuk ke toilet, ternyata penuh, keluar lagi dan kencing di balik pohon.
2. Remaja gaul: Selalu ikut teman-temannya ke toilet walaupun ia tidak ingin buang air kecil.
3. Remaja pemalu: Jika merasa dilihat atau dilirik orang lain, air kencingnya tidak keluar, tapi pura-pura menyiram, keluar, lalu kembali lagi kemudian.
4. Remaja pelamun: Klo ditoilet biasanya lama banget, kadang-kadang tisue toilet bisa abis buat maianan.
5. Remaja efisien: Meskipun sudah waktunya kencing, tapi ditahan dulu sampai kebelet buang air besar, baru kemudian melakukan keduanya dalam satu waktu.
6. Remaja suka kebersihan: Cari toilet yang harum, masuk toilet klo ga aa sabun ga balakan kencing. Bisanya juga bawa sabun sendiri kemana-mana.
7. Remaja palsu: Kencing di toilet cewek padahal dia cowok!
8.  Remaja pelit: Kalau beol di WC umum ngakunya kencing (biar bayar murah).
9.  Remaja malu-malu-in: Kencing di celana jika kebelet.
10. Remaja edan: Makai celana yang abis dikencingin.
11. Remaja sarap: Pakai celana yang habis dikencingin tapi dicium dulu barangkali baunya sudah mirip parfume.
12. Remaja kreatif: Kalau kencing kakinya diangkat satu.
13. Remaja irit: Kagak pernah mau kencing seumur umur ditoilet umum.
14. Remaja nekad: Suka kencing di pagar orang atau ditepi jalan.
15. Remaja funky: Kencing di tempat umum sambil siul-siul.
16. Remaja sial : Maunya kencing air ternayata yang keluar batu.
17. Remaja penggembira: Kencing sambil merem-melek, sambil senyum-senyum manis.
18. Remaja hemat waktu : Cuma buka resleting, dikeluarin terus langsung kencing dimana saja asal sepi.
19. Remaja moody: Biasa pakek pampers … hehehe …
20. Remaja kurang ajar: Lagi kencing ..eh kentut..pura-pura cuek lagi!
21. Remaja buta huruf: Walaupun di toilet sudah ada tulisan rusak masih dikencingin juga.
22. Remaja turunan kucing: gak bisa liat barang baru, diendus-endus trus dikencingin.
23. Remaja sabar: Nungguin air cebok gak keluar-keluar, manteeng aja di toilet.    
24. Remaja hiphop: Kencing sambil kejang-kejang breakdance.
25. Remaja pembenci: Sesudah kencing trus ngeludahin kencingnya.
26. Remaja ramah: Ngajak ngobrol sambil kencing, sampe temennya gak bisa kencing.
27. Remaja percaya diri: Sudah kencing, anunya dibawa jalan-jalan ke wastafel mo cebok.
28. Remaja pelupa: Sudah kencing, keluar wc, buru-buru balik lagi, karena masih pingin kencing beberapa tetes lagi keluar lagi, masuk lagi karena lupa belum dicuci tangannya.
29. Remaja dermawan: kencing gak keluar tapi tetep bayar uang.
30. Remaja klepto: Suka kebawa sama yang namanya pengharum toilet, tisue toilet sampai gayung ditoilet bisa masuk kedalam jaket.
31. Remaja berjiwa seni: Suka membawa bolpoin atau pensil kedlam toliet, sambil kencing nulis-nulis atau coret-coret dinding toilet.
32. Remaja ngartis: didalam toliet nyanyi-nyanyi, sampai kedengaran kayak konser acapela.
33. Remaja penyendiri: Suka kencing ditempat sepi.
34. Remaja sok sibuk: Mau ketoilet selalu buru-buru sambil makan roti, suka ketuk-ketuk pintu toilet yang ada orangnya walau dia tau masih banyak toilet kosong.
35. Remaja suka baca: Ga bisa kencing kalo ga bawa koran atau buku.

Hayo, mana kebiasaan yang sering kita lakukan? He...he...jangan terlalau serius nanggapain tulisan ngawur ini. Tapi jangan dibiarkan begitu saja ya, karena tulisan ini merupakan inpirasi yang baik yang penuh dengan sindiran, penuh dengan kebijakan psikologis dan tentunya penuh dengan humor. Wakakakak....tertawalah sebelum ditertawakan gara-gara lupa pakai celana habis kencing.
 


Salam Budaya: @endikkoeswoyo Mari Mencintai Indonesia Apa Adanya MANFAATKAN BLOG ANDA DENGAN MENGIKUTI KUMPUL BLOGER
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

1 komentar untuk "Dunia Dalam Cinta #1 :: REMAJA DAN PERMASALAHANNYA "

Terimakasih Sudah Bersedia Membaca, tuliskan komentar anda dan saya akan berkunjung ke blog anda...


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress