Diskusi Nasional “Film Sebagai Media Dakwah” bersama Endik Koeswoyo - UNISBA 2016

PANITIA PRA KONGRES FORKOMNAS KPI BADAN EKSKUTIF MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG PENGANTAR 

Kegiatan Pra-Kongres FORKOMNAS KPI (Forum Komunikasi Nasional Komunikasi dan Penyiaran Islam) ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan rutin oleh mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di seluruh Indonesia. Agenda ini rutin dilaksanakan setiap dua tahun. Sebelumnya, agenda dilaksanakan di Surabaya pada tahun 2014. Pada tahun ini, Kota Bandung dengan Univeritas Islam Bandung yang menjadi tuan rumah penyelenggaranya. Meski tak banyak diketahui oleh kalangan mahasiswa lain, karena organisasi ini bersifat internal. Namun gerakan untuk mengektualisasikan kompetensi di jurusan atau program studi ini sangat kuat. Khususnya di wilayah Jawa sebagai basis tempat ramai anggotanya. 

TERM OF REFERENCE 
Sifat : Diskusi Nasional 
Narasumber : Endik Koeswoyo 
Hari / Tanggal : Selasa, 30 Agustus 2016. 
Waktu : 16.00 – 18.00 WIB.
Tempat : Gd. Aula Kampus II Unisba Jl. Ciburial Indah Bandung 
Peserta : Mahasiswa Prodi/ Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) se-Indonesia . 
Judul : “Film Sebagai Media Dakwah”. 

Dakwah merupakan kewajiban dan tanggung jawab umat Islam dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam sebagaimana termuat dalam Al-Quran dan Hadits yang bertujuan kepada ‘Amr ma’ruf wa nahi munkar, yakni menyeru kepada kebaikan dengan menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan kemungkaran dengan meninggalkan segala larangan Allah. Islam sebagai agama disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak dengan cara kekerasan. Islam menghendaki tatanan masyarakat yang ideal bagi akidah, ibadah, maupun akhlaknya, akan tetapi dalam sejarah kemanusiaan masyarakat belum pernah terwujud secara utuh, oleh karena itulah dakwah selalu diperlakukan untuk meningkatkan kualitas spiritual manusia secara perorangan maupun masyarakat. 

Melemahnya kekuatan rohaniah kaum muslimin saat ini banyak disebabkan karena mereka secara berangsur-angsur meninggalkan ajaran Islam dalam banyak segi kehidupan. Satu-satunya sebab kemunduran sosial dan kultural kaum muslimin terletak pada realitas bahwa mereka secara berangsur-angsur melalaikan jiwa ajaran Islam. Islam adalah agama mereka, tetapi tinggal jasad tanpa jiwa mereka. Dengan demikian dakwah yang menjadi tanggung jawab kaum muslimin adalah bertugas menuntun manusia ke alam yang terang, jalan kebenaran dan mengeluarkan manusia yang berada dalam kegelapan kedalam penuh cahaya. 


Di era kontemporer, salah satu alternatif dakwah yang cukup efektif adalah melalui media film, karena dengan kemajuan teknologi di zaman sekarang pemanfaatan media tersebut cukup efektif, sebagaimana kita ketahui pada saat sekarang ini perfilman Indonesia semakin maju dan berkembang disertai dengan antusiasnya animo masyarakat dalam menikmati produksi film dan juga antusiasnya para sineas muda dalam menggarap suatu film. Maka dengan ini film yang dijadikan sebagai media dakwah cukup efektif dalam menyebarkan pesan-pesan agama kepada masyarakat dengan memberikan kisah atau cerita yang dikemas dengan ringan, yang tidak kaku, menghibur dan disesuaikan dengan keadaan kehidupan sosial masyarakat yang sedang terjadi sekarang ini, tanpa melupakan memberikan motivasi dengan memberikan pesan-pesan agama menurut kaidah-kaidah Islam, sehingga masyarakat tidak kewalahan dan tidak jenuh dalam menerima isi pesan dari cerita film tersebut dan dapat menarik perhatian penonton dalam mempelajari isi dakwah tersebut. Interaksi agama dengan media massa meningkat dari waktu ke waktu. Bukan saja media massa yang mengkhususkan diri sebagai media dakwah, melainkan penyebab penting meningkatnya interaksi tersebut adalah kemajuan media massa yang berakar pada kemajuan telekomunikasi sejak tahun 70-an. Masalah yang memerlukan pemahaman adalah sejauh mana kualitas komunikasi dakwah itu sendiri mengalami kemajuan, dan dengan ini kita harus berhadapan dengan masalah kebebasan dan etika komunikasi, yang dimaksud dengan etika disini tentulah “rem “ yang bertujuan membatasi atau mengontrol kebebasan media. Disini makna kebebasan selalu berjalan bersama-sama dengan etika komunikasi termasuk didalamnya terkait norma agama. Karena itu interaksi antara agama dan media massa sifatnya kompleks. 

Keterlibatan media massa dalam “menyemarakkan” syiar agama tak dapat berlangsung sesuai dengan tuntutan agama karena ada kepentingan yang lain yang harus dilakukan oleh media. Di pihak lain sebenarnya peraturan perundang-undangan dan kode etik telah menentukan bagaimana seharusnya media massa melaksanakan atau mengakomodasikan norma-norma agama melalui sejumlah fungsi yang dimilikinya. Tetapi di dalam praktek sering mengalami kesulitan bagi media massa dalam mengakomodasikan kehendak lembaga-lembaga agama. Itulah yang terjadi ketika dalam baberapa tahun terakhir ini sering muncul protes masyarakat terhadap tayangan-tayangan dan pertunjukkan-pertunjukkan film di TV dan di bioskop. Perkembangan tersebut menghadirkan keperluan baru dalam bidang Dakwah Islam. Kompleksitas hubungan antara agama dengan media massa sukar dihindari. Sebab di satu pihak agama ingin lebih banyak berperan untuk mengendalikan nilai-nilai dan gaya hidup masyarakat yang sedang berubah itu agar tidak membahayakan sistem nilai umat Islam yang sudah lama mapan, dan juga tidak membahayakan tatanan hidup beragama (Ketuhanan Yang Maha Esa) itu sendiri. 

Relevansinya, media massa mempunyai fungsi yang sangat relevan dalam upaya agama mengendalikan moral masyarakat karena media bisa menjangkau jumlah khalayak (audience) yang relatif tak terbatas dan dengan waktu yang cepat. Akan tetapi media massa sendiri memerlukan kontrol dalam hal etika menurut pandangan agama, sehingga lahirnya sebuah film yang dapat mengakomodasikan kaidah-kaidah agama dengan serius dalam mensyiarkan pesan-pesan atau ajaran-ajaran agama kepada masyarakat dengan bertujuan meningkatkan akhlak dan moralitas masyarakat dalam berkehidupan. Spesifikasi Pembahasan: Adapun spesifikasi arahan spesifikasi dalam pembahasan ini adalah: Peran media dalam Islam Peran film dalam Islam Peran film dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang berakhlak mulia Peran film dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa 


Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

Posting Komentar untuk "Diskusi Nasional “Film Sebagai Media Dakwah” bersama Endik Koeswoyo - UNISBA 2016"


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress