5 CARA SEDERHANA AGAR NASKAHMU DITERIMA PENERBIT


5 CARA AGAR NASKAHMU DITERIMA PENERBIT
Oleh: Endik Koeswoyo


Suatu hari saya menanyakan ke temen-temen di group whatsaap jaringan penulis, pertanyaanya sederhana, “pernah di tolak penerbit?” dan ini adalah jawaban mereka yang langsung bikin aku flasback 10 tahun yang lalu, di mana aku juga pernah di tolak 9 kali oleh penerbit berbeda.
“Akuh Mas, ditolak stiletto 2 kalee, kinomedia sekali, gagas media sekali, bukune sekali, alasannya macem2 Mas, Padahal aq udah sertakan persyaratannya komplet plus isi form segala macem, secara administratif aq oke, cuma isi naskahnya adaaa aja yg kurang”
“Aku pernah ditolak nourabooks, ga dikasih tau alasannya. Terus ditolak Penerbit Haru katanya harus belajar lagi cara membuat alur.”
“Dtolak gagas.. ga pk alasan,”
“Aku, 2x gramed, 1x gagas, 1x ufuk, 2x bentang, Kirain udah 9x. Ternyata 6x
Lombanya 1x ... xixixi, ”
“Aku ditolak plot point..”
“Kalo aku lain lagi om ceritanya. Aku malahan lagi nunggu kabar dari pihak redaksinya, tapi sampai sekarang belum dpt kabar, katanya, sih, nunggu 3-4 bulan. Sementara sekarang udah lebih. Aku jadi bingung,”
“Gramedia. First aku kirim fantasy. Alasannya nolak "Nanti kalah sama fantasy terjemahan",  aku kirim naskah yang sama ke Ufuk. Mereka bilang sama. Temanya nggak menarik. Karena saat itu lagi bomb romance. Kusimpan naskah itu. Ganti romance, kirim ke gagas. Rejected. Semua kriteria minus dichecklist, kukirim ke bentang. Dapat poin2 apa2 aja yang harus diperbaiki (baik banget. Udah dibaca aja alhamdulillah). Aku revisi. Perbaiki sesuai keinginan editor. Masih direject juga. Katanya udah bagus. Tapi mereka lagi butuh horror/thriller. Well. Aku nggak nyerah gitu aja. Masih berjuang terus. Go Ahead. Alhamdulillah nemu kawan2 baik hati yang kekeluargaan dan bersedia belajar bareng. Naskahku awalnya 293. Nyusut jadi 273. Dan sekarang 213. Hehe. Penulis butuh teman. Aku ngerasain sendiri bedanya. Banyak ilmu juga dari kelompok itu.”
Baiklah, dari jawaban-jawaban itulah aku mencoba berbagi tips biar naskah kita tidak di tolak sama penerbit. Caranya agak rumit, agak panjang, tetapi silahkan dipratekkan, dan semoga bisa membantu. Ini dia rahasia agar naskahmu TIDAK DITOLAK.
1.      Siapkan dirimu
Pertama yang dilihat penerbit bisa jadi adalah siapa penulisnya, seberapa menjual ini penulis? Udah terkenal apa belum? Logikanya, ketika ada 2 naskah yang temanya sama, satu di tulis Andrea Hirata dan satu di tulis Joko Embuh Sopo, pastilah yang akan ditebitkan adalah naskah miliknya Andrea Hirata dan naskah milik Joko Embuh Sopo itu pasti tersingkir, kenapa? Lah enggak dikenal namanya... ndak familiar dan jelas dia itu penulis baru. Kenapa bisa begitu nggak ada kesempatan dong? Nggak adil dong? Emang Andrea Hirata nggak pernah di tolak apa? Naskahnya lasskar pelangi itu terkatung-katung lama di Bentang. Tapi nggak usah bahas soal beliau, sekarang bahas diri kita aja dulu. Kenapa sih kita perlu menyiapka diri? Karena begini, satu buku itu biaya cetaknya kurang lebih 30 juta, apa iya penerbit mau gambling nerbitin naskah dari penulis baru yang dikenal aja enggak? Logikanya ya nggak bakalan maulah beresiko terlalu tinggi. Jadi gimana? Ya siapkan dirimu untuk di kenal, jaman sekarang sih ada cara sederhana, mainin media sosial aja. Buat dirimu menonjol di youtube, atau twitter atau blog. Jadikan dirimu ada, tunjukkan pada dunia kalau Joko Embuh Sopo itu ada dan dia hidup dan dia bisa menulis. Coba saja pergi ke toko buku, jaman sekarang bayak buku-buku yang ditulis oleh selebtwit. Isinya kadang aneh, kadang nggak jelas, jauh lebih bagus tulisannya Joko Embuh Sopo itu tadi, tetapi lagi-lagi Mas Joko Embuh Sopo tidak mempersiapkan dirinya, dia terlalu kaku dan nggak gaul.
Siapkan dirimu dengan menjadikan dirimu berbeda, menjadi penulis di blog, aktif di twitter dan cobalah memfollow tokoh-tokoh penerbitan buku atau penulis yang udah ngetop. Mentions atau sapa mereka, takut nggak dibales atau nggak direspon? Tunjukin aja kalau kalian adalah pembacanya, puji karyanya atau kritik karyanya pasti di bales.
Siapkan dirimu dengan bergabung dengan kelompok-kelompok penulisan, karena seorang penulis yang punya komunitas sendiri, mempunyai nilai plus.
Siapkan dirimu dengan memiliki sebuah blog, karena haram bukumnya penulis jaman sekarang tidak punya blog. Kenapa? Karena manusia sekarang tergantung sama google, mereka akan meng-gogling seseorang ketika dia mendengarkan atau melihat ada nama baru muncul. Bahkan banyak cewek yang googling dulu nama cowok yang bakal digebet, atau sebaliknya. Ga percaya?
Logika sederhananya begini, jika saya punya 16.000 follower twitter, maka dengan asumsi 10% nya akan tertarik membeli novel terbaru saya, maka dalam sebulan saya bisa promosi hanya lewat twitter, dan novel saya bisa terjual 1.000 eksemplar. Dengan terjual 1.000 eksemplar, minimal penerbit tidak akan rugi ketika mereka mencetak novel saya 5.000 eksemplar sekali cetak. Belum yang di faceebook dan promosi di media sosial lainnya. Penjualan novel saya bisa diasumsikan dalam sebulan bisa mencapai 1.000 sampai 1.500. Artinya itu titik aman bagi penerbit.
Catatan, membuat diri kita dikenal, berbeda dengan membuat kita terkenal, harap dipahami ini dengan bijak. 
2.      Siapkan idemu
Soal ide, hampir semua penulis dan calon penulis bahkan bukan penulispun pasti punya ide, siapkan dulu ide kita, tulis dalam sebuah sinopsis 1 sampai 3 halaman, dari A sampai Z. Ide bisa sama, ide bisa biasa saja, tetapi nanti dipengembangan baru akan kelihatan berbeda.
        Udah pernah baca Romeo dan Juliet yang fenomenal itu? Apa sih ide dasarnya? Cuman kisah cinta diantara perseteruan dua kubu, dua kubu musuhan, perang-perangan, dari dua kubu itulah ada Romeo dan Juliet, di twist deh di endingnya, salah satunya mati. Menariknya dimana? Pada alur yang dibangun.
Pernah baca Siti Nurbaya? Uniknya dimana sih? kalau ditanya Siti Nurbaya ceritanya soal apa? Soal cinta yang kandas. Siti dan Samsul pacaran, saling cinta, masalah muncul ketika orang tua Siti punya masalah dengan Datuk Maringgih, dikemas sedemikian rupa sehingga Samsul harus kehilanan Siti yang menikah dengan Datuk. Gitu ajakan idenya?
Jangan takut menemukan ide-ide yang baru, tulis aja dulu dalam bentuk sinopsis, saran saya ide itu harus sesuatu yang benar-benar kita pahami. Jangan bercerita tentang Korea kalau Korea aja nggak tau disebelah mana, bakal kesulitan mengeksplornya. Jangan ngomongin soal kedokteran kalau kita kulihanya di ilmu politik, pahami bener-bener dan tulislah apa yang kita ketahui biar kita bisa membuat cerita kita lebih hidup.
3.      Siapkan penerbitmu
Diri kita udah siap, ide udah siap, sebelum menulis, pahami dulu beberapa penerbit yang akan dijadikan sararan untuk dikirim naskah kita nantinya. Jangan nulis dulu, tapi pahami dulu, naskah apa yang mereka cari? Carilah penerbit yang sesuai dengan ide atau tema yang kita miliki. Kunjungi website penerbitnya, cari buku-buku yang beseller, kalau ada yang sama dengan tema kita, artinya ada kemungkinan naskah kita masuk kriteria mereka. Pahami bener-bener penerbitnya, cari satu persatu celahnya. Bedakan ya antara kesamaan tema dan kesamaan cerita. Beda loh tema sama cerita. Kebanyakan nggak mau pahami itu, mikirnya sama aja itu tema sama cerita.
Kalau udah nemu satu atau dua penerbit yang dirasa cocok dengan tema kita, perbanyak membaca buku-buku dari penerbit yang kita incer itu. Dateng ke toko lalu beli deh buku-buknya, baca dengan detail dan cari tau kenapa buku itu bisa diterbitkan? Apakah karena penulisnya? Apakah karena ceritanya? Apakah karena gaya bahasanya? Kumpulkan faktor-faktor X yang kita rasa menjadi point plus penerbit mau menerbitkan buku yang udah kita beli tadi.
Banyak yang di tolak karena mereka nggak paham dengan penerbit yang mereka tuju. Penerbit carinya buku soal apel, eh nulisnya soal iphone, sama-sama apel tapi beda jauh cuy. Kalau nggak paham bisa berabe, misal pacar kamu ngajak makan, “yank aku mau maem bakso dong,” eh kita bawa dia makan soto, bisa ngambek tuh cewek, bener ga? “Ih kamu giman sih yank? Kan aku ngajakin makan bakso? Kok kamu malah ke warung soto sih?” oleh karena itu, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu.
Nah karena kita udah siap, langkah pada point 1 tadi, maka sebaiknya kita mulai kepoin siapa sih redaksinya penerbit itu? Siapa sih orang “penting” di penerbit itu? Siapa sih editor di penerbit itu? Cari informasi sebaik mungkin dan sedetail mungkin. Dari mana carinya? Makanya saya bilang ikuti group atau komunitas penulis biar kita tau siapa orang penting pemegang keputusan di penerbit yang kita jadiin target? Mulai bangun komunikasi lewat FB atau twitter, mentions atau komen, untuk mendapatkan respon, minta bantun temen-temen di komunitasmu untuk ikutan komentar ketika kamu mulai pedekatein pihak penerbit. Hampir semua editor atau pimred bahkan owner penerbitan  yang punya akun twitter dan punya facebook, bayangin aja ketika anda menyapa “dia” lalu ada 10 temen yang ikut koment, pastilah kita akan di repson. Disinilah fungsi media sosial dan fungsi kita gabung ke sebuah komunitas, bangun pertemanan dan saling mebantu.
Stalking twit-twit atau status “orang penerbitan tersebut” pasti dia punya refensi bacaan dan punya segala sesuatu info tentang naskah yang dia suka. Jangan stalking mantan muluk, nggak penting. Bangun komunasi inten dengan target, dia nulis status apa? Berikan komentarmu, jangan ngeflood, tetapi standar saja, yang wajar saja. Pahami juga dengan istilah tak kenal maka tak sayang, kalau di sosmed sudah kenal, maka ketika kita kirim naskah, maka kita sudah kenal, setidaknya nama kita tidak asing bagi mereka.
4.      Siapkan naskahmu
Jika langkah-langkah terebut sudah, selanjutnya adalah mulai menyiapkan naskah. Hal terpenting adalah judul dan satu bab pertama harus sangat-sangat menarik. Tidak mudah, tetapi pasti bisa dikerjakan. Buatlah judul yang menarik, buatlah kalimat pembuka cerita yang menarik, nggak perlu melampirkan halaman pesembahan yang bertele-tele di halaman paling depan, langsung saja pada point cerita. Nggak penting bikin halaman persembahan dilatikan dalam naskah dan paling depan. Nanti saja kalau mau bikin halaman persembahan kalau naskah udah oke dan siap cetak baru deh dilampirkan.
Jangan ragu dan jangan takut, pede ada, yakin aja naskah kita bagus. Jangan minder. Bikin cerita yang menarik, karena kita udah paham dengan penerbit sasaran kita, maka pola dan gaya jangan jauh berbeda dengan buku-buku yang sudah mereka terbitkan, pola dan gaya ini dimiliki secara naluriah oleh setiap penulis, pasti beda-beda, tetapi jangan beda banget dengan gaya dan pola yang sudah ada.

Naskah yang menarik ada 3 point dasar yang menurut saya penting ;
-             Awali naskah dengan konflik yang sangat besar dan gantungin biar orang mau melanjutkan baca atau buka bab selanjutnya.
-          Akhiri setiap bab dengan sebuah pertanyaan, biar pembaca mau memcar tau di bab berikutnya, pertanyaan bukan berarti tanda tanya loh ya.
-            Fokus saja pada konflik tokoh utama, jangan terlalu banyak konflik dengan banyak tokoh, satu tokoh utama dengan banyak konflik lebih menarik di baca ketimbanga banyak tokoh dengan banyak konflik itu membingungkan kalau kita belum mahir mengolah alur
5.      Siapkan doamu
Semua udah kita siapkan, selanjutnya adalah berdoa, ini point sangat penting.  Naskah yang udah dikirim harus didoakan biar segera diterima, kalau langkah-langkah diatas udah. Jangan ragu untuk menulis, lakukan secara teratur dan rutin, karena tema yang dicari penerbit bisa berubah kapan saja. Untuk menyelesaikan naskah 120 halaman font time new roman spasi 1,5 butuh waktu 12 hari dengan sarat kita menulis 10 halaman perhari, konsisten dan teratur, pagi 1 jam, sore 1 jam, selesai sudah satu naskah 12 hari. Atau 5 halaman perhari, jadi akan selesai dalam 24 hari. Jangan terlalu lama, karen akan ada proses menunggu yang lain, nunggu jawaban dari penerbit tentunya. Sambil menunggu naskah kita diterima, lakukan langkah pertama hingga langkah ke 5, jadi selama nunggu 1 sampai 2 bulan, kita sudah punya naskah 1 lagi yang sudah selai. Kalau di tolak? Kalau di tolak bukan berarti kita gagal, saya pernah di tolak 9 kali, 9 penerbit dan 9 naskah yang berbeda, saya menyemangati diri sendiri dengan mengatakan begini “saya tidak pernah gagal menulis novel, saya hanya 9 kali menulis novel dengan cara yang salah,” dan itu terbukti, setelah sebilan kali saya menulis novel yang salah, selanjutnya tidak ada lagi yang “salah” bahkan setelah ada 23 judul novel dan buku yang saya tulis dengan bener dan semuanya terbit tanpa di tolak, dan Alhamdulillah, sekarang naskah saya aman dan lancar masuk penerbit, bahkan menjadi salah satu naskah yang diprioritaskan untuk diterbitkan. Kenapa? Karena saya pernah belajar bagaimana cara membuat naskah novel yang salah sembilan kali.  





DAPATKAN PENAWARAN HOTEL-HOTEL TERBAIK INDONESIA DI SINI



GABUNG DENGAN DISINI UNTUK MEMANFAATKAN BLOG ATAU SOSIAL MEDIA ANDA, SEMUA BISA JADI BUZEER, GA HARUS JADI SELEB 
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

Posting Komentar untuk "5 CARA SEDERHANA AGAR NASKAHMU DITERIMA PENERBIT"


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress