Sebuah Cerpen: Ketika kamu ulang tahun, dan aku tak mampu memberimu apa-apa.

Sebuah Cerpen:
Ketika kamu ulang tahun, dan aku tak mampu memberimu apa-apa.

Aku masih terdiam pada sudut kamar yang sama, kamar di mana aku biasa menyendiri merenungi nasib yang perlahan mulai berubah jika memang itu dikatakan berubah atau statis, jika memang itu dikatakan statis. But is Yeah…. Apapun yang terjadi live must go on kata mbak bule-bule itu… cas cis cus….
Live mus go on…. Tak semudah membalik telapal tangan, waktu terus berlalu… berllau dan terus saja berlalu… begitu juga dengan usia yang selalu bertambah dan umur tentunya berkurang… Oh ya… ngomong-ngomon soal umur, hari ini Kekkasihku ultah… apa yang hendak aku berikan ke dia? Cinta? Kayaknya sudah basi deh ngasih cinta… semua isi hati telah aku kasih ke dia sejak beberapa tahun yang lalu… pagi tadi aku bertanya… “Bagaimana perasanmu?” aku yakin jawabanmu “Aku tidak bahagia!” ya ya… aku tau… aku tau kau masih menginginkan Onix yang waktu itu kita lihat di Mall. Atau kau ingin kado BB terbaru yang kau tunjukkan padaku fotonya tadi pagi… yang harganya selangit itu ya?
Aku ingin protes pada Tuhan, kenapa uang yang aku minta belum juga di kasih… tapi aku ga berani protes, takut Tuhan Marah… hatiku hanya bisa merintih sedih, belum mampu membelikanmu Onix… Sayang, sayang. Ketika mimpimu yang begitu indah tak bisa terwujud Ya Sudahlah…. Eheehehhehmmmmm Appaun yang terjadi kukan slalu ada untukmu…. Janganlah kamu bersedih…. Ah lagu itu masih mengalun semakin menyayat….
Aku tersiksa dengan semua ini… Saat kau berharap… keramahan cinta…. Yeach… Dengar ku Bernyanyi…. Du didam di dudam…. Semua ini belum berakhir…. Janganlah kau bersedih…. Aku memang tak mampu membelikanmu kado seperti yang kau harap… ya sudahlah… Yang aku tau kamu begitu special di hatiku dengan jutekmu yang membuatku langsung shock! Special adalah merajukmu yang membuat batinku teriris-iris kayak irisan kubis kecil-kecil yang di padu dengan salad lezat Ciken Mozarela khas Solaria kelangenanmu itu… Spesial adalah ketulusanmu mencitaiku apa adanya… Sungguh ingin rasanya aku mengajakmu jalan-jalan ke Singapura, menikmati secangkir coklat panas di depan Esplenade, gedung tetater yang bentuknya kayak nanas itu. Sungguh di hari bahagiamu aku ingin membelikan sepsang cincin berlian yang kau tunjukkan fotonya waktu itu, untuk kau kenakan dank au tunjukkan ke pada temen-temanmu bahwa itu dariku. Sungguh…. Tapi sabar ya, belum bisa sekarang…
Sayangku… sayangku… Tuhan masih mengujiku dengan semua ini. Begitu resahnya hatiku, kamu juga tau… Tuhan memberikan anugrah indah itu berupa ketulusanmu… tak tau lagi dengan apa aku membuktikan cintaku padamu… tak tau lagi dengan apa aku akan membalas kasih sayangmu… tak tau lagi dengan apa aku mewujudkan mimpimu…
Aku jadi teringat dialog antara Bu Narko dan Pak Narko dalam film DEBT. “Kapan mas mau beli lemari es-nya? Kan enak kalo ada lemari es, semua makanan, minuman bisa kita simpan di situ, jadi bisa tahan lebih lama, kayak punyaknya Ibu Danar itu lho mas…” Celetuk Bu Narko dengan wajah sebelnya karena sudah berkali-kali dia meminta dibelikan lemari es namun tak juga dibelikan oleh suaminya.
“Iya, iya Bu, nanti saya belikan lemari es-nya, nanti kalau saya dapat uang. Sekarang saja saya masih nganggur kok!?” sahut Pak Narko singkat sambil terus menyapu lantai rumahnya.
“Terus kapan? Bulan depan? Dua bulan lagi? Atau tahun depan!?” Bu Narko berdiri, menghentakkan kakinya untuk membuang rasa mangkel di hatinya. Kemudian dengan langkah cepat dia menuju ke dalam kamar.
Pak Narko masih terus menyapu lantai, dia tidak tau kalau istrinya sudah merajuk dan masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi pada Sang Suami,” mbok ya sabar sedikit, kalau ada uangnya pasti aku belikan, pasti bu, pasti, passssssstttttt… Bu?” Pak Narko tak melanjutkan ucapannya, dia baru sadar kalau istrinya sudah tidak ada.
Dialog itu begitu menohok! Tadi pagi aku hanya bisa tersenyum kecut… semalam aku memilih untuk memejam mata dengan segera dari pada mikir kado apa yang tepat buatmu… Semalam ketika di toko baju, kulihat sebuah baju dengan tulisan IM NOTHING WHITAOUT YOU… ya… begitulah aku yang tidak akan menjadi apa-apa tanpamu… tanpa ketulusanmu dan tanpa rasa cintamu… terimakasih untuk cintamu… Selamat ulang tahun sayang, semoga Tuhan semakin sayang ma kamu… jadilah yang terbaik… jadilah seperti apa yang engkau inginkan… aku tak ingin menarikmu pada satu sisi yang engkau tak sukai… Selamat ulang tahun, semoga apa yang engkau cita-citakan bisa terwujud dan maafkan aku hanya bisa mengucapkan selamat ulang tahun lewat tulisan ini.. di depanmu, lidahku rasanya kelu dan aku tak mampu…

Salam Budaya:Endik KoeswoyoJl. Swadaya 604 Yogyakarta.email: endik_penulis@yahoo.comPhone: 0817 323 345Mari Mencintai Indonesia Apa AdanyaMANFAATKAN BLOG ANDA DENGAN MENGIKUTI KUMPUL BLOGER
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

Posting Komentar untuk "Sebuah Cerpen: Ketika kamu ulang tahun, dan aku tak mampu memberimu apa-apa."


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress