Untukmu Anak-Anak Miskin di Indonesia

Untukmu Anak-Anak Miskin di Indonesia


 
Sejak kecil, sekitar tahun 90-an saat saya masih SD hingga SMP, saya sering nonton film layar tancap di lapangan volley yang ada di dekat kantor kecamatan Wonososalam, Jombang. Beberapa film yang saya sukai adalah Saur Sepuh, Tutur Tinular, semua Filmnya Barry Prima, George Rudy, Bidadari Berambut Emas, Sibuta Dari Gua Hantu, semua film perjuangan kemerdekaan, dan banyak lagi film-flim klasik Indonesia lainnya yang sering diputar di layar tancap. 
 
Jalan kaki satu atau kilo saat tengah malam pulang nonton biasanya kami gunakan untuk bercerita bersama teman-teman untuk membuang lelah dan rasa takut. 20 tahun kemudian, saya menjadi bagian perfilman Indonesia, menjadi bagian paling penting dalam sebuah film, yaitu PENULIS SKENARIO. Adegan dan dialog dalam sebuah film dibuat oleh penulis skenario, penentuan lokasi dan segala macamnya, dipikirkan dan ditulis oleh penulis skenario, bahkan apa yang ditulis oleh penulis skenario sangat menentukan biaya produksi. 
 
Penulis Skenario adalah bagian yang sangat penting, dari skenario semua tim produksi mulai bekerja. Tanpa ada skenario, pemain tak bisa ditentukan, biaya tidak bisa ditentukan, lokasi syuting juga tidak bisa ditentukan. Sebuah film bisa dimulai produksi jika skenario sudah selesai. Untuk membuat film dengan durasi rata-rata 100 menit, seorang penulis skenario harus menulis setidaknya 100 lembar ukuran A4, mulai dari head scene, deskripsi hingga dialog-dialog dalam film, semua dipikirkan oleh penulis skenario. Ada yang bilang, film itu dibuat 3 kali, saat penulisan skenario, dari A sampai Z sudah harus selesai, kemudian dari tulisan diaplikasikan dalam adegan-adegan oleh sutradara dalam produksi film bersama puluhan bahkan ratusan pemain dan crew selama produksi, tahap ke 3 hasil syuting kemudian di edit oleh editor film dalam proses post produksi, di sini musik efek dan lain-lainnya mulai masuk untuk menyelesaikan tahap terakhir pembuatan film. 
 
Percaya tidak percaya, penulis skenario adalah orang yang bekerja pertama kali dalam proses pembuatan film. Penulis Skenario biasanya bertemu dengan sutrdara atau produser untuk membuat atau mencari ide-ide, atau penulis skenario punya ide sendiri untuk diajukan ke produser. Intinya, ada tiga jabatan inti yang akan selalu berkoordinasi dalam sebuah produksi film dari awal sampai akhir proses produksi, yang biasanya disebut triangle system, yaitu penulis naskah, sutradara, dan produser. Sutradara tidak bisa menjadi sutardara kalau naskahnya tidak ada atau tidak jadi produksi. Begitu pula produser tidak bisa disebut produser kalau tidak punya naskah untuk diproduksi atau tidak menyelesaikan produksinya. Tapi penulis skenario tetap disebut penulis skenario ketika naskah sudah jadi, mau diproduksi atau tidak tidak diproduksi sebuah naskah yang sudah tulis sebanyak 100 halaman itu tetep disebut skenario, dan yang menulis tetap disebut penulis skenario.
 
Tulisan singkat ini, saya persembahkan untuk anak-anak Indonesia yang masih "merasa" hidup miskin, hidup di desa-desa, di pedalaman, bahkan yang listrik-pun belum ada. Jangan pernah ragu dengan impian dan cita-citamu. Saya Endik Koeswoyo, lahir tahun 1982, di bawah pohon jengkol, ditengah kebon cengkeh deketnya kebon kopi. Sejak lahir saya ini hidup miskin, tanpa listrik, tanpa televisi, hanya radio merk National batre 6 yang sering saya dengarkan. Sejak kecil saya ikut Mak Tua, almarhum nenek saya yang janja, hidup di ujung kampung Mangirejo, 1 kilo dari perkampungan warga, jalan menuju gubuk saya hanya jalan setapak yang tidak bisa diakses mobil. Karena hidup di rumah yang terpencil dan paling ujung, saya sering disebut "Arek Tegalan" alias anak yang tinggal di kebon.
 
Bahkan untuk sekolah SD dan SMP, saya harus ikut orang, jadi pembantu dan membantu apa saja, dari ngepel, belanja ke pasar sampai pergi ke kekebun memanen cengkeh atau kopi. Saya juga putus sekolah saat SMA di SMA2 Banjarmasin, harus jualan bakso 3 tahun di selatan kota Blitar sambil sekolah SMA biar bisa lulus. Bisa kuliah 1 semester di Akindo, setelah itu putus kuliah karena biaya tidak ada. Walau hanya bayar 1 semester, saya tetap berrada di lingkungan kampus selama 4 tahun. Untuk apa? Untuk belajar dengan teman dan sahabat di kampus itu. 
 
Tapi saya tidak pernah menyerah, walau harus berhenti sekolah dan berhenti kuliah, pada tahun 2016 saya lulus menjadi SARJANA Ilmu Politik dengan gelar S.I.P. Siapa yang menyangka, anak desa miskin seperti saya menjadi bagian penting dalam perfilman Indonesia? Mungkin anda yang membaca tulisan ini tidak menyangka, tapi sebenarnya saya sudah "merencanakan" semuanya sejak kecil, saya sudah punya impian menjadi bagian dari film dan dunia hiburan televisi nasional. Impian kecil saya itu terus saya genggam, saya bisa, saya pasti bisa dan saya harus bisa. Tidak ada yang tidak mungkin kawan, selama kita mau berjuang, berusaha dan berdoa, impian itu bisa menjadi nyata. Dari 2012 hingga 2019, saya sudah menulis ratusan bahkan ribuan skenario, baik untuk sinetron, film telvisi atau program televisi dan atau iklan. Sejak 2014 hinggal 2019, alhamdulillah saya sudah menulis lebih dari 10 skenario film layar lebar, walau yang sudah diproduksi baru 7 judul. Tapi sekali lagi, siapapun kita, kalau kita memiliki impian yang kuat, memiliki keyakinan dan doa-doa yang kuat, pasti bisa mewujudkan impain kita.... untukmu anak-anak miskin di Indonesia, jangan ragu untuk memiliki impian dan cita-cita.
 
Tulisan ini bukan sarana untuk menyombongkan diri, tapi tulisan ini adalah sebuah proses panjang kehidupan saya yang rasanya tidak mungkin terjadi. Anak miskin, dari desa tanpa listrik, bisa menjadi bagian penting dalam industri perfilman Indonesia. Tapi sekali lagi, sekali lagi, saya adalah type yang tidak mau pasrah apalagi menyerah pada keadaan. Bahkan saya berjuang 2 tahun lebih untuk mendapatkan istri yang sebelumnya hanya saya lihat di layar kaca TV One. Teman, sahabat dan saudara saya bahkan menganggap saya halu saat saya bilang saya akan menikahi presenter TV. Sekali lagi, itu impian saya, jadi saya perjuangkan, dan alhamdulillah saya mendapatkan apa yang saya impikan, istri cantik, presenter televisi dan tentunya pintar. Tidak ada yang tidak mungkin...
 
Selamat Hari Film Nasional
 
 
Endik Koeswoyo S.I.P
Jakarta 30 Maret 2019
 
 
Dita Faisal & Endik Koeswoyo
 
 
 

Posting Komentar untuk "Untukmu Anak-Anak Miskin di Indonesia"


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress