Lukisan Merah

Berikut ini adalah Sinopsis

BIOSKOP Indonesia TRANS TV

RAPI FILM
LUKISAN MERAH
Penulis: Endik Koeswoyo

Note: Tim Bioskop Indonesia

Sekelompok anak muda, Koko, Jay, Mirna dan Lusi sepakat mengisi liburan mereka ke sebuah Villa di puncak. Mereka dengan semangat berangkt ke Puncak dengan menggunakan mobilnya Jay, mereka sudah booking sebuah Vila. Saat booking Vila itu di jelaskan sama penunggu Vila, Pak Rahmad kalau penyewa di Vila itu harus yang sudah menikah, resmi. Jay bohong, dia bilang kalau dia dan teman-temannya mau ke puncak untuk bulan madu, sudah resmi menikah.
Sesampainya di Villa itu, Jay CS bohong lagi sama Pak Rahmad, saat mereka dimintai KPT masih Mahasiswa/i statusnya, Pak Rahmad menolak mereka, tetapi mereka bilang kalau mereka emang baru menikah. Pak Rahmad menegaskan sekali lagi, kalau mereka nekat menyewa Vila itu resiko di tanggung sendiri, Pak Rahmad pergi.
Di teras Vila, Mirna terlihat sangat senang, Mirna curhat sama Jay dia ingin tinggal di Vila itu saja nggak pulang ke Jakarta yang bising dan berisik. Tiba-tiba Mirna dan Jay yang lagi santai di teras di kejutkan oleh munculnya seorang wanita cantik, mengaku bernama Dewi. Dewi bilang dia pemilik Vila Merah, dan dia mengijinkan Mirna tinggal disitu, bahkan selamanya juga boleh. Mirna sangat senang walau ragu, tetapi Dewi punya syarat, Mirna dan Jay harus tanda tangan di sebuah lukisan agar bisa tinggal di Vila itu selamanya. Mirna setuju, Dewi mengajak Mirna dan Jay kesebuah kamar di Vila itu. Di dalamkamar ada lukisin besar, lukisan perempuan cantik, lukisan Dewi sendiri, tetapi di situ ada tahunnya, 1899. Di dalam lukisan itu Dewi mengenakan gaun merah. Anehnya,Dewi meminta Mirna dan Jay tanda tangan dengan cap jempol darah. JRENG. Mirna agak ragu, tetapi Jay meyakinkan Mirna, mungkin ini semacam perkumpulan pecinta Vila. Akhirnya Mirna dna jay mau menusuk jempol mereka dan membubuhkan cap jempol di lukisan itu. Dan JRENG. Saat tu juga Dewi menghilang dari padangan mereka, lalu Jay dan Mirna kaget, lukisan itu berubah, di dalam lukisan itu ada banyak cap jempol darah, tadinya nggak ada. Mereka jadi panic sendiri.
Di ruang tamu Koko dan Lusi asik berncanda, tetapi mereka dikejutkan teriakan Mirna dan Jay dari dalam kamar. Jay dan Mirna muncul mereka langsung cerita soal Dewi dan Lukisan Merah di dalam kamar, ketika di lihat didalam kamar, lukisan itu ternyata tidak ada. Kejadian misterius lalu muncul, mereka mendengar suara-suara Dewi yang menggangu. Akhirnya Koko menyadari kalau mereka melakukan sebuah kesalahan, mereka belum menikah dan pasti Vila ini punya misteri. [t1] Mereka memutuskan untuk pulang, tetapi saat itu juga semua pintu rumah itu terkunci sendiri, tidak ada jalan keluar. Muncul Dewi secara misterius, mengatakan soal perjanjian mereka, yang bisa pulang hanya Koko dan Lusi. Koko CS di terror ketakutan atas kesalahan mereka sendiri. Hingga pagi tiba, mereka tidak bisa tidur.
Baru paginya Pak Rahmad muncul. Pak Rahmad membuka pintu, anak-anak langsung menghambur minta tolong sama Pak Rahmad. Mereka semua pulang ke rumah pagi itu.[t2] 
Di rumahnya Mirna masih sangat ketakutan. Malam dia gelisah tidak bisa tidur. Baru tertidur sejenak, tiba-tiba tubuh Mirna terhempas di kasur, BRUK. Dan di sampingnya juga ada Jay, keduanya panic, mereka malam itu rupanya dipindahkan ke Kamar Vila. Mereka menjerit histeris. Memita tolong. Tetapi tidak ada seorangpun di sana. Pagi harinya Pak Rahmad muncul. Malam itu juga, mereka minta Koko dan Lusi menjemput Mirna dan Jaya di Vila. Di Jakarta, Koko dan Lusi ribut sendiri, Koko tidak mau menjemput Jay dan Lusi, tetapi Mirna ngotot, semua ini tanggung jawab mereka berdua. Mereka sepakat menjempu pagi saja.
Pagi harinya, di temani Pak Rahmad, [t3] Jay dan Mirna disuruh mandi berendam di sangai yang dingin. Lalu Pak Rahmad meminta mereka semua berjanji untuk tidak berbohong lagi, apalagi soal status pernikahan. Anak-anak itu sepakat.Koko CS pulang dengan nafas lega.
Setibanya di rumah Mirna. Koko, Lusi dan Jay dikejutkan oleh Mirna dan menjerit ketakutan ketika baru saja masuk kamar dan di dalam kamarnya. Semua masuk kamar Mirna, Jreng ada lukisan merah dan ada suara Dewi, “Kalau kamu tidak tinggal di Vila itu Selamanya, aku yang akan selamanya tinggal di rumahmu,”.
[t4] 




EK


 [t1]Sebelum masuk kesadaran ini, mungkin beberapa kali mereka sudah terganggu.. mereka ingat kata-kata pak rahmat “tanggung sendiri akibatnya”

 [t2]Tolong dijelaskan maksudnya rumah siapa?? Apakah dalam villa?? Kalau bisa alur cerita linear saja..

 [t3]Mungkin lbh bagus kalau awalnya pak rahmat dibuat misterius (berkesan jahat) hingga di ending ternyata pak Rahmat baik…

 [t4]Endingnya harus bahagia.. 

Dan inilah hasilnya:


 PEMAIN:

Jessica Mila, Adam Zidni, Rangga Boiver, Fuad Idris, Maharani Asmara Dewi

TAYANG:

2 Januari 2012



Salam Budaya: @endikkoeswoyo Mari Mencintai Indonesia Apa Adanya MANFAATKAN BLOG ANDA DENGAN MENGIKUTI KUMPUL BLOGER
Endik Koeswoyo
Endik Koeswoyo Scriptwriter. Freelance Writer. Indonesian Author. Novel. Buku. Skenario. Film. Tv Program. Blogger. Vlogger. Farmer

Posting Komentar untuk "Lukisan Merah"


Endik Koeswoyo

SimpleWordPress

 

SimpleWordPress